Rabu, 22 Juli 2015

Liburan Dan Mudik Sama-sama Penting

Entah mulai kapan kata mudik merupakan acara massal pulang kampung ketika lebaran pada Indonesia. Konon, acara mudik itu telah berada sejak zaman kolonial Belanda ratusan tahun silam.

Mudik atau udik adalah bahasa lokal Betawi yang artinya kampung atau kampungan. Akrab dan diasosiasikan sebagai pulang menuju kampung halaman yang jauh dari perkotaan. Makanya di bumi sosiologi mudik atau pulang kampung adalah dampak dari urbanisasi.

Kaum urban yang menyukai kerja juga penghidupan dunianya pada perkotaan merupakan pusat bisnis nyatanya sangat akan kembali ke kampung di satu kondisi yang dirasa jago. Mirip jawab pepatah mengucap: "you can take a man from a village but you can not take a village from a man."

Kampung artikel bakal selalu dihati dan dirindu menuju mana juga kaum urban pindah menyukai sesuap nasi. Sesukses apa pun seseorang, suatu saat ia akan kembali menuju kampungnya. Di Indonesia, satu diantaranya ketika yang jitu untuk pulang ke kampungnya merupakan mudik lebaran. Ketika para teman dan kerabat dan pulang ke rumah yang serupa juga rasa yang sejenis.

Sepenting itukah mudik ketika lebaran? Buat orang Indonesia yang tidak diragukan lagi sifat primordialismenya, tambah mudik sebagai sebuah yang menentukan. Bagaimana nilai tradisi serta budaya dari lingkungan pertamanya sebagai suatu yang krusial pada hidupnya, maka tak heran kampung ialah suatu yang menentukan begitu juga.

Justru dalam kampung halamanlah tempat kamu mengucap jati diri kamu, termasuk ukuran keberhasilan duniawi ditancapkan. Bahagia lebaran adalah ketika dan bangga mampu berbagi rezeki serta kabar tentang kehidupan urban yang dijalaninya kepada keluarga handai serta sobat. Ketika - ketika seperti ini sukses digambarkan layaknya seorang pangeran yang sedang membangun istana megah dalam kampung kelahirannya yang nun jauh dari pusat kerajaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar